Riza yusworo ♕Everthing Happens For a Reason♕ Riza yusworo

Senin, 25 Juni 2012

Sinopsis ROOFTOP PRINCE EPS 2

ROOFTOP PRINCE EPISODE 2



Park Ha bertanya siapa mereka. Lee Gak, Yong Sul, Man Bo dan Chi San hanya memandangnya dengan bingung. Park Ha menyuruh mereka untuk tidak mendekat dan segera meninggalkan rumahnya. Mereka kemudian mengikuti Park Ha keluar dari rumahnya dan kaget ketika melihat lampu kota dan mobil. Mereka berjalan ke pinggir untuk melihat dengan lebih jelas. Lee Gak kemudian bertanya lampu apa itu dan dimana ini. Park Ha tidak mengerti dan berkata kalau ini rumah orang lain. Yong Sul menyuruhnya untuk berbicara dengan hormat pada Putra Mahkota serta menmbungkuk sekarang.


Park Ha tertawa dan bertanya apa  mereka gila. Lee Gak kemudian berjalan mendekat dan bertanya, “Apakah ini surga atau neraka? Kau hantu apa manusia?” Park Ha benar-benar menganggap mereka gila dan meminta mereka untuk tidak main-main, jika tidak , ia akan berteriak sehingga semua tetangga datang dan mereka akan dapat masalah. 
Yong Sul berkata kalau ia akan menusuk Park Ha, tapi Lee Gak menghentikannya karena ia berpikir kalau Park Ha sudah menyihir mereka. Ia kemudian menyuruhnya untuk menarik kembali mantranya. Park Ha bertanya darimana asal mereka dan menawarkan untuk mengantarkan mereka pulang. Mereka kemudian berkumpul dan berdiskusi. Man Bo berpikir kalau disini berbahaya dan sebaiknya mereka kembali ke istana. Lee Gak kemudian meminta Park Ha untuk mengantarkannya ke istana. Yong Sul mengumumkan kalau Putra Mahkota akan pergi. Park Ha hanya ternganga melihatnya.


Park Ha membawa mereka dengan truknya. Yong Sul, Man Bo dan Chi San duduk dibelakang dan terus memandang sekelilingnya dengan shock. Lee Gak tak kalah shock, ia duduk didepan sambil memegang sabuk pengamannya dengan erat.
Ketika lampu merah, Park Ha berhenti tiba-tiba membuat ketiga pria yang duduk dibelakang kaget dan terjatuh. Park Ha bertanya yang harus ia lakukan hanyalah mengantar mereka ke istana Gyeongbok? Lee Gak memarahinya karena Gyeongbok sudah habis terbakar dan belum dibangun lagi, jadi mereka tidak bisa kesana. Park Ha menyindirnya yang membuat Lee Gak tambah marah dan menyuruhnya pergi ke istana Cheongbok.


Mereka tiba di istana Cheongbok dimana 3 orang yang dibelakang mabuk sedangkan Lee Gak tidak tahu bagaimana membuka pintu mobil sehingga Park Ha harus melakukan untuknya. Chi San membantu Lee Gak keluar yang membuat Park Ha tertawa dan bergunam kalau mereka benar-benar serius menirukan kebiasaan masalalu. Park Ha membuka jendela dan berkata jika mereka sudah selesai menyalurkan stress mereka, sebaiknya mereka pulang. Walaupun keadaan sulit, jika mereka mencari , banyak hal yang bisa mereka lakukan. Ia juga meminta mereka untuk hidup dengan baik dan kembali ke kehidupan normal mereka. Ketika Park Ha menyalakan mesin, mereka semua kaget. Man Bo penasaran dan melihat bagian belakang truk, ia juga melihat nomor polisinya. 


Lee Gak bertanya pada Man Bo apakah ini tempat yang benar. Man Bo memeriksa gerbang depan dan memastikan kalau ini istana yang benar. (bengawanseoul.com)Chi San kemudian berteriak kalau Putra Mahkota datang dan menyuruh mereka membuka pintu. Tapi tidak ada yang menjawab. Lee Gak melakukan hal yang sama kemudian menggedor gerbang itu. Tetap saja hening. Tiba-tiba ada polisi datang dan menyalakan lampu sorot pada mereka. Polisi itu  memberitahu mereka kalau mereka tidak boleh ada disana dan menyuruh mereka pulang jika syuting sudah selesai. Mereka jadi bingung dan terus berjalan berputar-putar. Polisi itu berteriak menyuruh mereka cepat pergi, “ Hei Pangeran! Kalian berempat cepatlah pergi!”


Akhirnya mereka kebingungan dan berdiri ditengah jalan. Mereka diteriaki saat mereka mencoba menyeberang jalan. Polisi yang sama muncul dan berteriak pada mereka, “Sudah kubilang pulanglah setelah selesai syuting. Apa yang kalian lakukan? Cepatlah pergi!”
Di rumahnya, Park Ha memasang kunci pintu yang baru.


Lee Gak berdiri didepan sebuah minimarket untuk berteduh dari hujan.  Ia melihat beberapa orang siswa sedang makan ramen. Ia terlihat lapar dan terus memandangi mereka. Beberapa siswa itu merasa tidak nyaman dan segera pergi. Perut Lee Gak berbunyi sehingga ia masuk ke dalam minimarket dan berkata pada penjaganya ia minta ramen dan akan membayar lebih jika istana Cheongbok (bagian keuangan Joseon) sudah buka. Gadis itu bingung dan berkata hur (remeh) sehingga Lee Gak marah padanya dan menyuruhnya segera memberikan mi ramen itu. Penjaga toko hanya berkata daebak (hebat) kemudian menelpon polisi.


Lee Gak di usir dari minimarket dan polisi yang sama muncul lagi, “ Apa ada kamera tersembunyi disini? Siapa orang-orang ini?” Ia kemudian menyuruh ketiga orang yang lain keluar dari mobil patrolinya. Lee Gak bertanya apa mereka juga tidak berhasil mendapatkan makanan. Mereka menundukkan kepala mereka karena malu.


Akhirnya mereka berempat masuk penjara. Polisi yang sama melihat mereka dan heran kenapa mereka ada disitu, ketika dengan sengaja ia terus melepaskan mereka. Polisi itu bertanya kenapa mereka dipenjara. Polisi yang lain memberitahunya kalau mereka berempat mencoba masuk istana Cheongbok tanpa membeli tiket masuk.


Polisi menanyakan nama dan umur. Setiap orang memberitahukan nama mereka tahun lahir yang aneh. Polisi itu memandang dengan pasrah. Lee Gak, “Aku adalah Putra mahkota. Kau hanya perlu tahu itu.” Polisi menulis sesuatu dalam laporannya, mungkin menyebut mereka gila.
Polisi memberitahu mereka kalau mereka tidak bisa keluar, jika mereka tidak mengatakan siapa wali mereka. Tapi ke empat orang itu memandang polisi lain yang sedang makan.
Man Bo kemudian bertanya apa yang dimaksud dengan informasi wali? Polisi itu menjelaskan dengan gaya berbicara Joseon kalau yang dimaksud adalah alamat, nomor telpon atau  plat nomor polisi sambil menunjukkan contohnya. Man Bo memandanginya kemudian teringat kalau ia pernah melihat plat nomor polisi Park Ha.


Park Ha pergi ke rumah Sena  tapi tidak ada seorangpun yang membukakan pintu. Ia kemudian melihat ada sandal yang terselip di pintu sehingga ia bisa masuk. Park Ha berteriak kalau ia akan memasukkan belanjaan dan pergi,. Tiba-tiba Tae Mu keluar hanya memakai handuk sambil bertanya bukankah Sena membawa kunci. Keduanya kaget dan Park Ha berkata kalau ia hanya mengantar makanan untuk unninya dan pergi. Sena muncul dan Park Ha langsung pamit. Sena heran bagaimana Park Ha bisa masuk dan bertanya apa Tae Mu yang membukakannya. Tae Mu bertanya siapa orang itu, kenapa memanggilnya unni. Sena berbohong kalau ia hanyalah gadis yang dikenalnya. Ia sudah membantunya sehingga gadis itu berbuat baik padanya.


Tae Mu sedang berada dimobilnya dan teringat kalau ia pernah melihat Park Ha di New York. Park Ha sudah melihat wajahnya. Ia jadi khawatir karena sekarang ada saksi mata kalau hari itu ia bertemu dengan Tae Yong.
Man Bo menuliskan sesuatu di kertas. Ternyata nomor plat polisi mobil Park Ha. Ia menggunakan pena seperti menggunakan kuas, jadi ia kelihatan seperti melukis. Man Bo menunjukkannya pada polisi dan berkata kalau itu nomor kontak walinya.


Park Ha pulang ke rumah dan melihat ke empat orang itu ada disana. Ia jadi bingung kenapa mereka datang lagi. Seorang polisi keluar dan bertanya apakah ia Park Ha dan apakah ia mengenal mereka. Park Ha membenarkan, ia kemudian tersadar kalau ia salah kemudian mengkoreksi kalau ia tidak tahu. Polisi itu bertanya apakah orang-orang itu datang dari rumahnya. (bengawanseoul.com)Park Ha membenarkan dan mencoba menjelaskan tapi polisi itu segera melarikan diri dan kembali ke mobilnya. Park Ha berusaha mengejarnya tapi ia tidak berhasil.


Park Ha menatap mereka berempat dengan marah dan segera naik ke rumahnya. Tiba-tiba Chi San berpura-pura pingsan, Man Bo pun berkata kalau Chi San pingsan karena belum makan selama 2 hari. Mereka berusaha terlihat menyedihkan agar Park Ha tidak tega.
Akhirnya Park Ha memasak untuk mereka.


Mereka tidak memakannya. Park Ha heran kenapa mereka tidak mau makan padahal mereka kelaparan selama 2 hari. Man Bo bertanya pada Lee Gak kalau mereka tidak berani makan bersamanya. Man Bo minta meja terpisah tapi Park Ha tidak punya. Lee Gak  berkata kalau ini darurat dan menyuruh mereka makan. Lee Gak makan diatas meja sedangkan yang lain di lantai. Park Ha menyuruh mereka pergi setelah selesai makan. Ia heran dimana mereka mendapatkan pakaian itu. 
Lee Gak bertanya nama makanan itu dan Park Ha menjawab kalau itu Omurice (nasi goreng dibungkus telor dadar). Ke empat orang itu langsung mengulangi kata-kata Park Ha. Lee Gak berkata kalau sejak datang ke sini ia merasa sangat gembira. Ketika pelayannya segera membungkuk dan memberi selamat membuat Park Ha kaget. Tiba-tiba pemilik rumah mengetuk pintu dan menyuruh Park Ha keluar.  Ketika Park Ha sudah pergi, Yong Sul, Man Bo dan Chi San menjilat piring mereka. Sedangkan lee Gak menyendok sisa-sisa nasinya
Ternyata Park Ha diperkenalkan dengan tetangga baru. Ia akan satu kamar dengan Becky. Tetangga baru itu namanya Lady Mimi. Ia kelihatannya seorang peramal dan berkata kalau Park Ha akan dikelilingi pria yang hebat dan memuji kalau Park Ha pintar menilai pria.


Yong Sul berusaha membuka botol air. Ia tidak memutarnya, tapi menariknya. Tentu saja botol itu tidak mau terbuka. Man Bo kemudian membantunya, tapi ia terjatuh dan menduduki remote TV, sehingga Tv langsung menyala. Kebetulan sekali TV itu memutar film War of Arrow. Aktornya sedang memegang busur dan memanah  diarahkan ke penonton sehingga Yong Sul langsung melindungi Lee Gak. Yong Sul berkata kalau ini berbahaya kemudian menngayunkan pedangnya ke TV itu.  Ia melihat kalau aktrisnya dijadikan tawanan, jadi ia menendang TV itu.
Becky bertanya apa pekerjaan Lady Mimi membuat kartun di internet. Lady Mimi berkata kalau ia sensitif ketika ia bekerja sehingga ia ingin ketenangan. Park Ha berkata kalau lingkungan itu tenang.
Didalam rumahnya, setelah Yong Sul menendang TVnya, rice cookernya berbunyi, Yong Sul langsung menghancurkannya, Man Bo terjatuh dan mengenai pemanas ruangan.
Pemilik rumah memberitahu para penyewa untuk memberitahunya kalau mereka membutuhkan paku. Ia juga memperingatkan mereka agar hati-hati dengan api


DI rumah Park Ha, api dari pemanas mulai merambat mengenai tirai. Api pun mulai berkobar. Lee Gak heran kenapa api itu menyala dengan mudah. Mereka jadi bingung kemudian Man Bo nenemukan air di dalam WC duduk. Ia segera mengambil air yang ada didalamnya dan memasukkan ke dalam mulutnya, kemudian menyemburkannya ke api. Ia menyuruh yang lain melakukan hal yang sama. Man Bo terpeleset dan jatuh menimpa boneka teddy bear dan membuatnya berbunyi. Yong Sul langsung bersiap menyerang dan bertanya, “Dimana kau?” Man Bo melemparkan boneka itu ke udara, sedangkan Yong Sul langsung “membunuhnya “ dengan pedang sehingga isinya bertebaran.
Park Ha masuk ke rumahnya dan melihat kekacauan itu kemudian menjerit. Ia segera memadamkan api.


Ia berdiri dan didepannya ke empat pria itu menunduk. Badan mereka dipenuhi bubuk putih dari alat pemadam kebakaran. 


Ke empat orang itu berusaha melarikan diri, tapi Park Ha menyuruh mereka berhenti.


Ia menyuruh mereka mendekat dengan menggunakan isyarat tangan. Chi San langsung memarahinya karena berani menunjukkan jarinya pada Lee Gak. (bengawanseoul.com)Park Ha tidak peduli dan berkata, jika mereka orang penting dan mempunyai jabatan tinggi, kenapa mereka makan darinya, mengusap mulut mereka kemudian mencoba melarikan diri. Ia kemudian menekan Lee Gak, apa itu yang dilakukan seseorang yang mempunyai jabatan tinggi? Ia ingin mereka membayar kerusakan yang telah mereka perbuat. Lee Gak memberitahunya kalau sebagai Pangeran ia tidak suka disebut tidak tahu malu dan tidak bertanggungjawab, ia mendongakkan kepalanya “ Apa yang harus kulakukan untukmu agar kau puas?”
Keempat pria itu membuka pakaiannya dan memberikan pada Park Ha dari celah pintu. Park Ha menyuruh mereka melakukan apa yang sudah diajarkannya, membereskan rumah, menggunakan kain pel untuk membersihkannya, mandi serta menunggu dengan patuh. Ia akan membawa pakaian mereka, supaya mereka tidak melarikan diri. Jika mereka menyentuh sesuatu atau membuat masalah lagi, ia akan menelpon polisi. Ia bertanya apa mereka mengingat tempat mereka di penjara kemarin, haruskah ia menelpon polisi? Mereka langsung mengeluarkan tangannya dan berkata tidak.


Park Ha berada disebuah laundry. Ia menelpon polisi untuk mencari tahu apakah ada orang yang melaporkan orang hilang, orang yang sedikit gila. Tapi tidak ada yang melaporkannya.
Pemilik laundry memandang baju-baju itu dan bertanya darimana ia mendapatkannya. Park Ha berkata kalau ia tidak ingin mencucinya disini, ia hanya ingin menyimpannya disini. Pakaian itu untuk jaminan, supaya orang-orang itu tidak melarikan diri. Pemilik laundry bertanya lagi apakah ini seperti cerita peri dan penebang kayu. Dengan tegas Park Ha menjawab kalau ia lah penebang kayu, ia akan mempekerjakan mereka seperti budak. Ia berjanji akan mampir dan mengirimkan sedikit sayuran.


Ke empat orang itu memakai baju olahraga. Lee Gak merah, Yong Sul biru, Man Bo hijau dan Chi San kuning. Mereka tidak tahu cara menaikkan resleting, jadi Park Ha member contoh dan menaikkan resleting Lee Gak. Lee Gak dan Park Ha merasa canggung karena mereka sangat dekat. Park Ha langsung melepas tangannya dan membantu Yong Sul serta Chi San, sedangkan Man Bo bisa menaikkannya sendiri. Ketika lee Gak akan duduk, Park Ha langsung berteriak padanya, “Siapa yang memperbolehkanmu duduk!”


Ia membuat mereka membantunya mengangkat sayuran ke dalam truk, tapi Lee Gak diam saja dan tidak mau bekerja. Park Ha menghitung kerusakan di rumahnya yang totalnya 720.000 won. Man Bo kemudian bertanya berapa lama mereka harus bekerja untuknya. Park Ha senang karena paling tidak Ajussi hijau bisa diajak berkomunikasi. Ia memberitahu mereka kalau upah harian mereka 30.000 won ditambah uang makan. Ia kemudian melirik Lee Gak dengan sinis, karena salah satu diantara mereka tidak mau bekerja, jadi satu hari mereka mengumpulkan 90.000 won, sehingga mereka perlu bekerja padanya 8 hari.


Lee Gak bertanya dimana Park Ha menyembunyikan bajunya karena baju yang dipakainya sangat aneh. Park Ha mengabaikan Lee Gak dan memarahi Chi San karena ia terus menjatuhkan sayuran. Lee Gak mendekat dan bertanya apa Park Ha tidak mendengar kata-katanya. Park Ha memberitahunya kalau ia akan mengembalikan baju itu ketika hutang mereka sudah lunas. Ia kemudian berteriak pada Chi San karena terus menjatuhkan sayuran. Dengan geram Lee Gak bergumam, “Aku akan menghukum gadis itu dengan hukuman pukul!”


Tae Mu dan Sena sedang makan siang. Tae Mu bertanya tentang Park Ha. Sena terlihat kaget. Tae Mu berbohong kalau ia belum mengucapkan selamat datang dengan benar. Ia merasa sangat mengenalnya dan berpikir apakah mereka tinggal di daerah yang sama. Ia juga bertanya apakah Park Ha pernah tinggal di Amerika. Sena berbohong kalau Park Ha tinggal di pedesaan dan baru datang ke Seoul. Tae Mu terlihat lega.
Nenek di rawat di rumah sakit. Ia memberitahu dokter kalau kepalanya sangat sakit. Dokter menyuruhnya istirahat, setelah tidur, ia akan meneruskan testnya. Nenek menyuruh Sena untuk tidak memberitahu bibi, karena jika ia datang, karena akan merepotkan.


Park Ha mengajari para pria itu cara menggunakan sumpit kayu dan makan ramen. Mereka tidak bisa melakukannya dengan benar sehingga Park Ha menyuruh mereka langsung makan saja. Ketika telponnya berbunyi, mereka semua kaget. Ia heran apakah mereka hanya akting atau beneran, karena  mereka melakukannya dengan baik. Ia mendapat telpon dari Sena yang mengajaknya bertemu.


Park Ha pergi ke rumah sakit dan menyuruh keempat ajussi untuk tinggal dan tidak pergi kemana-mana. Lee Gak merengek kalau ia capek dan ingin pulang ke rumah. Park Ha langsung memarahinya bagaimana ia bisa capek jika ia tidak melakukan apapun. Ia menekankan, jika ia kembali dan tidak menemukan mereka, ia akan meninggalkan mereka. Lee Gak bergumam kalau ia akan menyiksa gadis itu dengan siksaan kaki.


Sena membicarakan tentang kedatangan Park Ha di apartemennya pagi itu. Park Ha mengerti dan berjanji tidak akan mencampuri urusannya lagi. Sena berkata bukan itu yang dimaksudnya. Mereka baru bertemu dua tahun dan terlihat begitu dekat. Tapi mereka tidak berhubungan darah, ia selalu bingung ketika orang-orang menanyakan siapa dirinya. Ia meminta Park Ha untuk tidak memanggil ibunya ibu dan menjaga jarak dari mereka. Park Ha merasa tersinggung dan bertanya apakah ia berbuat salah. Sena menjawab kalau mereka tidak ditakdirkan bersama tapi keadaan yang membuat mereka bersama. Dengan sedih Park Ha berkata kalau ia terlalu kasar. Sena menyuruhnya memikirkannya dan tidak kecewa.


Lee Gak sedang berjalan-jalan dan melihat Sena dari jendela kaca. Ia melihat kalau Sena sangat mirip dengan istrinya. Ia langsung memanggilnya dan mengejarnya dari luar ketika Sena pergi. Ia kemudian berlari masuk dan menabrak kaca. Ia pingsan dan para pengawalnya segera berlari kearahnya.
Park Ha merasa marah. Ketika ia beranjak pergi, ia melihat 3 pria yang lain berlari. Park Ha bertanya-tanya apa lagi yang terjadi.


Lee Gak terbangun di rumah sakit dan memanggil istrinya. Ia berjalan berkeliling dan para pengawalnya mengikutinya.


Diluar, ketiga pengawalnya berlutut sedangkan Lee Gak duduk di kursi. Lee Gak yakin kalau Sena adalah istrinya walaupun ia memakai baju orang jaman sekarang. Park Ha datang dan berkata ia tidak peduli siapa yang mirip istrinya dan menyuruhnya mencarinya lain waktu karena sekarang mereka ada urusan. Ia memencet hidung Lee Gak. Yang lain mencoba menghentikannya, tapi mundur kembali ketika Park Ha memelototi mereka. Lee Gak merasa tidak tahan dan mengancamnya, tapi Park Ha memencet hidungnya lebih keras lagi.


Park Ha juga memarahinya karena ia tidak memberitahu nomor IDnya, ia harus membayar biaya rumah sakit, ia akan memasukkannya dalam tagihan mereka. Ia menyuruh Lee Gak untuk mengikutinya, tapi menyuruh ketiga pria yang lain menunggu dan tidak boleh bergerak se inci pun. Lee Gak langsung ketakutan dan memegang hidungnya lagi.


Ia membawa Lee Gak ke ruang tunggu ruang rontgent. Ia menyuruhnya menunggu sampai seorang perawat memanggilnya “whangtaeshi” ( gabungan antara putra mahkota dan ajusshi) dan menyuruhnya masuk ke dalam ruangan untuk meng x ray hidungnya. Setelah selesai, ia harus diam disini. Lee Gak bergumam kalau ia melihat istrinya dan berdiri, tapi Park Ha membuatnya duduk lagi.
Nenek sedang berada di kursi rodanya dan di dorong ke suatu tempat. Tak sengaja ia melihat Lee Gak yang sedang menunggu dan menyuruh perawat untuk membawanya kesana. Tapi Lee Gak sudah tidak disana lagi. Ia pun berusaha masuk ke ruang x ray. Perawat berusaha menenangkannya. Nenek pun menangis karena teringat Tae Yong.


Nenek sedang duduk bersama Tae Mu, ayah Tae Mu, adik iparnya serta Sena. Iparnya bertanya apakah ia benar-benar melihat Tae Yong. Nenek merasa tidak yakin karena orang itu menatapnya tapi tidak mengenalinya. Mungkin ia hanya membayangkannya saja. Ayah Tae Mu mempergunakan kesempatan ini dan berkata kalau ia akan menyuruh Tae Mu tinggal dengannya untuk merawatnya. Iparnya kemudian menyuruh Sena untuk memindahkan barang-barang Tae Yong supaya Tae Mu bisa pindah. Sena tidak menjawab, ia melirik ke arah nenek. Nenek mengangguk dan Sena berjanji melakukannya.


Lee Gak heran kenapa mereka bisa melompat 300 tahun ke masa depan. Yong Sul berpikir kalau seharusnya mereka segera kembali ke Joseon. Man Bo berpikir, kalau rumah Park Ha adalah jalan masuk juga jalan keluar mereka. Lee Gak menyimpulkan kalau mereka ada disini untuk alasan tertentu. Masalah Putri Mahkota dan keberadaan mereka disini pasti ada hubungannya. Ia mengumumkan kalau mereka akan tinggal disini karena rumah ini yang menghubungkan mereka dengan masa lalu. Park Ha berteriak dan menyuruh mereka tidur.
Lee Gak tidak bisa tertidur karena teringat istrinya sedangkan Park Ha tidak bisa tidur karena teringat kata-kata kasar Sena. Ketika ia pergi keluar, ia melihat Lee Gak juga ada disana. Park Ha beralasan kalau Chi San dan Yong Sul mendengkur terlalu keras sehingga ia tidak bisa tidur. Ia kemudian bertanya kenapa Lee Gak belum tidur? Lee Gak memberitahunya kalau hatinya sedang gelisah.


Park Ha mengeluarkan soju dan krim kocok. Jika hati sedang gelisah, ini adalah hal terbaik. Ia menuangkan soju dan menyuruh Lee Gak minum. Lee Gak meminumnya dan berkata kalau minuman itu sangat keras. Park Ha menyuruhnya membuka mulut dan  menyemprotkan krim kocok ke dalam mulutnya. Lee Gak berkata kalau krim ini manis. Park Ha melakukan hal yang sama dan Lee Gak berkomentar kalau cara makannya tidak sopan. Park Ha memberinya segelas soju lagi. Lee Gak meminumnya dan menyemprotkan banyak krim kedalam mulutnya sehingga belepotan. Park Ha tertawa. Ketika ia mencoba mengajarinya, ia juga menaruh terlalu banyak krim ke dalam mulutnya. Lee Gak juga tertawa melihatnya.


Mereka menghabiskan sebotol soju. Lee Gak mencondongkan badannya dan berkata kalau wajah Park Ha membara (pipinya memerah karena setengah mabuk). Lee Gak memegang pipinya dengan kedua tangannya dan menyuruhnya diam. Park Ha merasa malu. Lee Gak berkata kalau pipinya hangat karena kedua tangannya kedinginan. Park Ha langsung melepaskan tangannya, berapa umurnya, kenapa ia melakukan hal seperti ini.
Lee Gak berkata kalau ia lebih tua 300 tahun darinya. Park Ha berjanji untuk tidak mengatakan pada siapapun dan bertanya apakah ia benar-benar dari Joseon. Lee Gak mengangguk. Park Ha, “Daebak!”


Paginya, Park Ha mengajari mereka menggosok gigi. Mereka semua menelan air bilasan setelah menggosok gigi. Park Ha mengajari mereka bagaimana menggunakan toilet duduk dan menyiram. Man Bo teringat kalau ia pernah memasukkan air itu ke dalam mulutnya dan ia pun muntah.


Ia juga mengajari mereka menggunakan microwave dan kompor gas. Mereka semua bertepuk tangan dan menghangatkan tangan mereka.


Park Ha mengajari mereka menyeberang jalan. Berhenti ketika lampu merah dan berjalan ketika lampu hijau. Ketika Park Ha berteriak merah, Lee Gak langsung merentangkan dan melarang mereka berjalan karena ia juga berwarna merah. Ketika lampu hijau, Man Bo memimpin mereka menyeberang jalan karena ia berwarna hijau.
Park Ha juga mengajari mereka naik bis. Mereka memberi Lee Gak tempat duduk dahulu. Ketika Park Ha memandang ke bawah, ternyata mereka semua tidak memakai sepatu. Park Ha langsung menghentikan bis. Dipinggir jalan  terlihat empat pasang sepatu berjejer dengan rapi.
Park Ha mengajari mereka bagaimana berbelanja dengan menggunakan uang. Ia menyuruh mereka memperhatikan karena nilai uang berbeda-beda. (bengawanseoul.com)Ketika mereka melihat gambar Raja Sejong pada uang 10.000 won, mereka langsung berlutut dan menghormat termasuk Lee Gak.


Ibu Sena menelpon Park Ha. Park Ha langsung menyuruh mereka diam. Ibu ingin meminjam truknya karena Sena membutuhkannya untuk memindahkan barang. Park Ha teringat kata-kata Sena, ia menjadi ragu-ragu. Tapi karena tidak orang lain yang bisa mengerjakannya, ia terpaksa setuju. Ketika ia menengok, ia melihat Lee Gak berada di atas eskalator, ketakutan dan tidak tahu harus berbuat apa. Yang lain berusaha memeganginya supaya ia tidak naik. Man Bo menyuruh Park Ha untuk menolong mereka.


Park Ha membawa mereka ke tempat nenek untuk membantunya memindahkan barang. Ia memberitahu mereka kalau ia yang membantu memindahkan barang. Park Ha kemudian memberitahu Lee Gak kalau ia harus pergi membeli kotak dan lakban. Ia menyuruh Lee Gak diam dan tidak kemana-mana. Ia membawa Man Bo, Yong Sul dan Chi San untuk membelinya dan menyuruh Lee Gak menunggu.


Pembantu rumah membukakan pintu dan mengantarlkan Lee Gak masuk. Pembantu itu menyuruhnya memindahkan barang di kamar Tae Yong. Lee Gak masuk dan melihat kamar itu. Ia kaget ketika melihat foto Tae Yong. Ia memandang dirinya di kaca kemudian melihat foto itu lagi. Wajah mereka sama.


Nenek masuk dan berkata sebelum barang-barang Tae Yong dipindahkan, ia ingin melihatnya sekali lagi. Ia kaget ketika melihat Lee Gak. Ia memeluknya dan memanggilnya Tae Yong.
Park Ha datang dan heran kemana ajussi merah pergi. Ia menyuruh yang lain segera membawa kotak itu masuk. Sena dan Tae Mu datang. Tae Mu langsung masuk ke dalam sedangkan Sena bertanya kenapa Park Ha ada disini.


Ketika Tae Mu masuk, nenek turun bersama Lee Gak. Ia mengumumkan kalau Tae Yong sudah kembali. Ketika Lee Gak menunjukkan wajahnya, Tae Mu kaget. Mereka saling memandang……


Bersambung .....

0 komentar:

Posting Komentar

Sinopsis ROOFTOP PRINCE EPS 2

ROOFTOP PRINCE EPISODE 2



Park Ha bertanya siapa mereka. Lee Gak, Yong Sul, Man Bo dan Chi San hanya memandangnya dengan bingung. Park Ha menyuruh mereka untuk tidak mendekat dan segera meninggalkan rumahnya. Mereka kemudian mengikuti Park Ha keluar dari rumahnya dan kaget ketika melihat lampu kota dan mobil. Mereka berjalan ke pinggir untuk melihat dengan lebih jelas. Lee Gak kemudian bertanya lampu apa itu dan dimana ini. Park Ha tidak mengerti dan berkata kalau ini rumah orang lain. Yong Sul menyuruhnya untuk berbicara dengan hormat pada Putra Mahkota serta menmbungkuk sekarang.


Park Ha tertawa dan bertanya apa  mereka gila. Lee Gak kemudian berjalan mendekat dan bertanya, “Apakah ini surga atau neraka? Kau hantu apa manusia?” Park Ha benar-benar menganggap mereka gila dan meminta mereka untuk tidak main-main, jika tidak , ia akan berteriak sehingga semua tetangga datang dan mereka akan dapat masalah. 
Yong Sul berkata kalau ia akan menusuk Park Ha, tapi Lee Gak menghentikannya karena ia berpikir kalau Park Ha sudah menyihir mereka. Ia kemudian menyuruhnya untuk menarik kembali mantranya. Park Ha bertanya darimana asal mereka dan menawarkan untuk mengantarkan mereka pulang. Mereka kemudian berkumpul dan berdiskusi. Man Bo berpikir kalau disini berbahaya dan sebaiknya mereka kembali ke istana. Lee Gak kemudian meminta Park Ha untuk mengantarkannya ke istana. Yong Sul mengumumkan kalau Putra Mahkota akan pergi. Park Ha hanya ternganga melihatnya.


Park Ha membawa mereka dengan truknya. Yong Sul, Man Bo dan Chi San duduk dibelakang dan terus memandang sekelilingnya dengan shock. Lee Gak tak kalah shock, ia duduk didepan sambil memegang sabuk pengamannya dengan erat.
Ketika lampu merah, Park Ha berhenti tiba-tiba membuat ketiga pria yang duduk dibelakang kaget dan terjatuh. Park Ha bertanya yang harus ia lakukan hanyalah mengantar mereka ke istana Gyeongbok? Lee Gak memarahinya karena Gyeongbok sudah habis terbakar dan belum dibangun lagi, jadi mereka tidak bisa kesana. Park Ha menyindirnya yang membuat Lee Gak tambah marah dan menyuruhnya pergi ke istana Cheongbok.


Mereka tiba di istana Cheongbok dimana 3 orang yang dibelakang mabuk sedangkan Lee Gak tidak tahu bagaimana membuka pintu mobil sehingga Park Ha harus melakukan untuknya. Chi San membantu Lee Gak keluar yang membuat Park Ha tertawa dan bergunam kalau mereka benar-benar serius menirukan kebiasaan masalalu. Park Ha membuka jendela dan berkata jika mereka sudah selesai menyalurkan stress mereka, sebaiknya mereka pulang. Walaupun keadaan sulit, jika mereka mencari , banyak hal yang bisa mereka lakukan. Ia juga meminta mereka untuk hidup dengan baik dan kembali ke kehidupan normal mereka. Ketika Park Ha menyalakan mesin, mereka semua kaget. Man Bo penasaran dan melihat bagian belakang truk, ia juga melihat nomor polisinya. 


Lee Gak bertanya pada Man Bo apakah ini tempat yang benar. Man Bo memeriksa gerbang depan dan memastikan kalau ini istana yang benar. (bengawanseoul.com)Chi San kemudian berteriak kalau Putra Mahkota datang dan menyuruh mereka membuka pintu. Tapi tidak ada yang menjawab. Lee Gak melakukan hal yang sama kemudian menggedor gerbang itu. Tetap saja hening. Tiba-tiba ada polisi datang dan menyalakan lampu sorot pada mereka. Polisi itu  memberitahu mereka kalau mereka tidak boleh ada disana dan menyuruh mereka pulang jika syuting sudah selesai. Mereka jadi bingung dan terus berjalan berputar-putar. Polisi itu berteriak menyuruh mereka cepat pergi, “ Hei Pangeran! Kalian berempat cepatlah pergi!”


Akhirnya mereka kebingungan dan berdiri ditengah jalan. Mereka diteriaki saat mereka mencoba menyeberang jalan. Polisi yang sama muncul dan berteriak pada mereka, “Sudah kubilang pulanglah setelah selesai syuting. Apa yang kalian lakukan? Cepatlah pergi!”
Di rumahnya, Park Ha memasang kunci pintu yang baru.


Lee Gak berdiri didepan sebuah minimarket untuk berteduh dari hujan.  Ia melihat beberapa orang siswa sedang makan ramen. Ia terlihat lapar dan terus memandangi mereka. Beberapa siswa itu merasa tidak nyaman dan segera pergi. Perut Lee Gak berbunyi sehingga ia masuk ke dalam minimarket dan berkata pada penjaganya ia minta ramen dan akan membayar lebih jika istana Cheongbok (bagian keuangan Joseon) sudah buka. Gadis itu bingung dan berkata hur (remeh) sehingga Lee Gak marah padanya dan menyuruhnya segera memberikan mi ramen itu. Penjaga toko hanya berkata daebak (hebat) kemudian menelpon polisi.


Lee Gak di usir dari minimarket dan polisi yang sama muncul lagi, “ Apa ada kamera tersembunyi disini? Siapa orang-orang ini?” Ia kemudian menyuruh ketiga orang yang lain keluar dari mobil patrolinya. Lee Gak bertanya apa mereka juga tidak berhasil mendapatkan makanan. Mereka menundukkan kepala mereka karena malu.


Akhirnya mereka berempat masuk penjara. Polisi yang sama melihat mereka dan heran kenapa mereka ada disitu, ketika dengan sengaja ia terus melepaskan mereka. Polisi itu bertanya kenapa mereka dipenjara. Polisi yang lain memberitahunya kalau mereka berempat mencoba masuk istana Cheongbok tanpa membeli tiket masuk.


Polisi menanyakan nama dan umur. Setiap orang memberitahukan nama mereka tahun lahir yang aneh. Polisi itu memandang dengan pasrah. Lee Gak, “Aku adalah Putra mahkota. Kau hanya perlu tahu itu.” Polisi menulis sesuatu dalam laporannya, mungkin menyebut mereka gila.
Polisi memberitahu mereka kalau mereka tidak bisa keluar, jika mereka tidak mengatakan siapa wali mereka. Tapi ke empat orang itu memandang polisi lain yang sedang makan.
Man Bo kemudian bertanya apa yang dimaksud dengan informasi wali? Polisi itu menjelaskan dengan gaya berbicara Joseon kalau yang dimaksud adalah alamat, nomor telpon atau  plat nomor polisi sambil menunjukkan contohnya. Man Bo memandanginya kemudian teringat kalau ia pernah melihat plat nomor polisi Park Ha.


Park Ha pergi ke rumah Sena  tapi tidak ada seorangpun yang membukakan pintu. Ia kemudian melihat ada sandal yang terselip di pintu sehingga ia bisa masuk. Park Ha berteriak kalau ia akan memasukkan belanjaan dan pergi,. Tiba-tiba Tae Mu keluar hanya memakai handuk sambil bertanya bukankah Sena membawa kunci. Keduanya kaget dan Park Ha berkata kalau ia hanya mengantar makanan untuk unninya dan pergi. Sena muncul dan Park Ha langsung pamit. Sena heran bagaimana Park Ha bisa masuk dan bertanya apa Tae Mu yang membukakannya. Tae Mu bertanya siapa orang itu, kenapa memanggilnya unni. Sena berbohong kalau ia hanyalah gadis yang dikenalnya. Ia sudah membantunya sehingga gadis itu berbuat baik padanya.


Tae Mu sedang berada dimobilnya dan teringat kalau ia pernah melihat Park Ha di New York. Park Ha sudah melihat wajahnya. Ia jadi khawatir karena sekarang ada saksi mata kalau hari itu ia bertemu dengan Tae Yong.
Man Bo menuliskan sesuatu di kertas. Ternyata nomor plat polisi mobil Park Ha. Ia menggunakan pena seperti menggunakan kuas, jadi ia kelihatan seperti melukis. Man Bo menunjukkannya pada polisi dan berkata kalau itu nomor kontak walinya.


Park Ha pulang ke rumah dan melihat ke empat orang itu ada disana. Ia jadi bingung kenapa mereka datang lagi. Seorang polisi keluar dan bertanya apakah ia Park Ha dan apakah ia mengenal mereka. Park Ha membenarkan, ia kemudian tersadar kalau ia salah kemudian mengkoreksi kalau ia tidak tahu. Polisi itu bertanya apakah orang-orang itu datang dari rumahnya. (bengawanseoul.com)Park Ha membenarkan dan mencoba menjelaskan tapi polisi itu segera melarikan diri dan kembali ke mobilnya. Park Ha berusaha mengejarnya tapi ia tidak berhasil.


Park Ha menatap mereka berempat dengan marah dan segera naik ke rumahnya. Tiba-tiba Chi San berpura-pura pingsan, Man Bo pun berkata kalau Chi San pingsan karena belum makan selama 2 hari. Mereka berusaha terlihat menyedihkan agar Park Ha tidak tega.
Akhirnya Park Ha memasak untuk mereka.


Mereka tidak memakannya. Park Ha heran kenapa mereka tidak mau makan padahal mereka kelaparan selama 2 hari. Man Bo bertanya pada Lee Gak kalau mereka tidak berani makan bersamanya. Man Bo minta meja terpisah tapi Park Ha tidak punya. Lee Gak  berkata kalau ini darurat dan menyuruh mereka makan. Lee Gak makan diatas meja sedangkan yang lain di lantai. Park Ha menyuruh mereka pergi setelah selesai makan. Ia heran dimana mereka mendapatkan pakaian itu. 
Lee Gak bertanya nama makanan itu dan Park Ha menjawab kalau itu Omurice (nasi goreng dibungkus telor dadar). Ke empat orang itu langsung mengulangi kata-kata Park Ha. Lee Gak berkata kalau sejak datang ke sini ia merasa sangat gembira. Ketika pelayannya segera membungkuk dan memberi selamat membuat Park Ha kaget. Tiba-tiba pemilik rumah mengetuk pintu dan menyuruh Park Ha keluar.  Ketika Park Ha sudah pergi, Yong Sul, Man Bo dan Chi San menjilat piring mereka. Sedangkan lee Gak menyendok sisa-sisa nasinya
Ternyata Park Ha diperkenalkan dengan tetangga baru. Ia akan satu kamar dengan Becky. Tetangga baru itu namanya Lady Mimi. Ia kelihatannya seorang peramal dan berkata kalau Park Ha akan dikelilingi pria yang hebat dan memuji kalau Park Ha pintar menilai pria.


Yong Sul berusaha membuka botol air. Ia tidak memutarnya, tapi menariknya. Tentu saja botol itu tidak mau terbuka. Man Bo kemudian membantunya, tapi ia terjatuh dan menduduki remote TV, sehingga Tv langsung menyala. Kebetulan sekali TV itu memutar film War of Arrow. Aktornya sedang memegang busur dan memanah  diarahkan ke penonton sehingga Yong Sul langsung melindungi Lee Gak. Yong Sul berkata kalau ini berbahaya kemudian menngayunkan pedangnya ke TV itu.  Ia melihat kalau aktrisnya dijadikan tawanan, jadi ia menendang TV itu.
Becky bertanya apa pekerjaan Lady Mimi membuat kartun di internet. Lady Mimi berkata kalau ia sensitif ketika ia bekerja sehingga ia ingin ketenangan. Park Ha berkata kalau lingkungan itu tenang.
Didalam rumahnya, setelah Yong Sul menendang TVnya, rice cookernya berbunyi, Yong Sul langsung menghancurkannya, Man Bo terjatuh dan mengenai pemanas ruangan.
Pemilik rumah memberitahu para penyewa untuk memberitahunya kalau mereka membutuhkan paku. Ia juga memperingatkan mereka agar hati-hati dengan api


DI rumah Park Ha, api dari pemanas mulai merambat mengenai tirai. Api pun mulai berkobar. Lee Gak heran kenapa api itu menyala dengan mudah. Mereka jadi bingung kemudian Man Bo nenemukan air di dalam WC duduk. Ia segera mengambil air yang ada didalamnya dan memasukkan ke dalam mulutnya, kemudian menyemburkannya ke api. Ia menyuruh yang lain melakukan hal yang sama. Man Bo terpeleset dan jatuh menimpa boneka teddy bear dan membuatnya berbunyi. Yong Sul langsung bersiap menyerang dan bertanya, “Dimana kau?” Man Bo melemparkan boneka itu ke udara, sedangkan Yong Sul langsung “membunuhnya “ dengan pedang sehingga isinya bertebaran.
Park Ha masuk ke rumahnya dan melihat kekacauan itu kemudian menjerit. Ia segera memadamkan api.


Ia berdiri dan didepannya ke empat pria itu menunduk. Badan mereka dipenuhi bubuk putih dari alat pemadam kebakaran. 


Ke empat orang itu berusaha melarikan diri, tapi Park Ha menyuruh mereka berhenti.


Ia menyuruh mereka mendekat dengan menggunakan isyarat tangan. Chi San langsung memarahinya karena berani menunjukkan jarinya pada Lee Gak. (bengawanseoul.com)Park Ha tidak peduli dan berkata, jika mereka orang penting dan mempunyai jabatan tinggi, kenapa mereka makan darinya, mengusap mulut mereka kemudian mencoba melarikan diri. Ia kemudian menekan Lee Gak, apa itu yang dilakukan seseorang yang mempunyai jabatan tinggi? Ia ingin mereka membayar kerusakan yang telah mereka perbuat. Lee Gak memberitahunya kalau sebagai Pangeran ia tidak suka disebut tidak tahu malu dan tidak bertanggungjawab, ia mendongakkan kepalanya “ Apa yang harus kulakukan untukmu agar kau puas?”
Keempat pria itu membuka pakaiannya dan memberikan pada Park Ha dari celah pintu. Park Ha menyuruh mereka melakukan apa yang sudah diajarkannya, membereskan rumah, menggunakan kain pel untuk membersihkannya, mandi serta menunggu dengan patuh. Ia akan membawa pakaian mereka, supaya mereka tidak melarikan diri. Jika mereka menyentuh sesuatu atau membuat masalah lagi, ia akan menelpon polisi. Ia bertanya apa mereka mengingat tempat mereka di penjara kemarin, haruskah ia menelpon polisi? Mereka langsung mengeluarkan tangannya dan berkata tidak.


Park Ha berada disebuah laundry. Ia menelpon polisi untuk mencari tahu apakah ada orang yang melaporkan orang hilang, orang yang sedikit gila. Tapi tidak ada yang melaporkannya.
Pemilik laundry memandang baju-baju itu dan bertanya darimana ia mendapatkannya. Park Ha berkata kalau ia tidak ingin mencucinya disini, ia hanya ingin menyimpannya disini. Pakaian itu untuk jaminan, supaya orang-orang itu tidak melarikan diri. Pemilik laundry bertanya lagi apakah ini seperti cerita peri dan penebang kayu. Dengan tegas Park Ha menjawab kalau ia lah penebang kayu, ia akan mempekerjakan mereka seperti budak. Ia berjanji akan mampir dan mengirimkan sedikit sayuran.


Ke empat orang itu memakai baju olahraga. Lee Gak merah, Yong Sul biru, Man Bo hijau dan Chi San kuning. Mereka tidak tahu cara menaikkan resleting, jadi Park Ha member contoh dan menaikkan resleting Lee Gak. Lee Gak dan Park Ha merasa canggung karena mereka sangat dekat. Park Ha langsung melepas tangannya dan membantu Yong Sul serta Chi San, sedangkan Man Bo bisa menaikkannya sendiri. Ketika lee Gak akan duduk, Park Ha langsung berteriak padanya, “Siapa yang memperbolehkanmu duduk!”


Ia membuat mereka membantunya mengangkat sayuran ke dalam truk, tapi Lee Gak diam saja dan tidak mau bekerja. Park Ha menghitung kerusakan di rumahnya yang totalnya 720.000 won. Man Bo kemudian bertanya berapa lama mereka harus bekerja untuknya. Park Ha senang karena paling tidak Ajussi hijau bisa diajak berkomunikasi. Ia memberitahu mereka kalau upah harian mereka 30.000 won ditambah uang makan. Ia kemudian melirik Lee Gak dengan sinis, karena salah satu diantara mereka tidak mau bekerja, jadi satu hari mereka mengumpulkan 90.000 won, sehingga mereka perlu bekerja padanya 8 hari.


Lee Gak bertanya dimana Park Ha menyembunyikan bajunya karena baju yang dipakainya sangat aneh. Park Ha mengabaikan Lee Gak dan memarahi Chi San karena ia terus menjatuhkan sayuran. Lee Gak mendekat dan bertanya apa Park Ha tidak mendengar kata-katanya. Park Ha memberitahunya kalau ia akan mengembalikan baju itu ketika hutang mereka sudah lunas. Ia kemudian berteriak pada Chi San karena terus menjatuhkan sayuran. Dengan geram Lee Gak bergumam, “Aku akan menghukum gadis itu dengan hukuman pukul!”


Tae Mu dan Sena sedang makan siang. Tae Mu bertanya tentang Park Ha. Sena terlihat kaget. Tae Mu berbohong kalau ia belum mengucapkan selamat datang dengan benar. Ia merasa sangat mengenalnya dan berpikir apakah mereka tinggal di daerah yang sama. Ia juga bertanya apakah Park Ha pernah tinggal di Amerika. Sena berbohong kalau Park Ha tinggal di pedesaan dan baru datang ke Seoul. Tae Mu terlihat lega.
Nenek di rawat di rumah sakit. Ia memberitahu dokter kalau kepalanya sangat sakit. Dokter menyuruhnya istirahat, setelah tidur, ia akan meneruskan testnya. Nenek menyuruh Sena untuk tidak memberitahu bibi, karena jika ia datang, karena akan merepotkan.


Park Ha mengajari para pria itu cara menggunakan sumpit kayu dan makan ramen. Mereka tidak bisa melakukannya dengan benar sehingga Park Ha menyuruh mereka langsung makan saja. Ketika telponnya berbunyi, mereka semua kaget. Ia heran apakah mereka hanya akting atau beneran, karena  mereka melakukannya dengan baik. Ia mendapat telpon dari Sena yang mengajaknya bertemu.


Park Ha pergi ke rumah sakit dan menyuruh keempat ajussi untuk tinggal dan tidak pergi kemana-mana. Lee Gak merengek kalau ia capek dan ingin pulang ke rumah. Park Ha langsung memarahinya bagaimana ia bisa capek jika ia tidak melakukan apapun. Ia menekankan, jika ia kembali dan tidak menemukan mereka, ia akan meninggalkan mereka. Lee Gak bergumam kalau ia akan menyiksa gadis itu dengan siksaan kaki.


Sena membicarakan tentang kedatangan Park Ha di apartemennya pagi itu. Park Ha mengerti dan berjanji tidak akan mencampuri urusannya lagi. Sena berkata bukan itu yang dimaksudnya. Mereka baru bertemu dua tahun dan terlihat begitu dekat. Tapi mereka tidak berhubungan darah, ia selalu bingung ketika orang-orang menanyakan siapa dirinya. Ia meminta Park Ha untuk tidak memanggil ibunya ibu dan menjaga jarak dari mereka. Park Ha merasa tersinggung dan bertanya apakah ia berbuat salah. Sena menjawab kalau mereka tidak ditakdirkan bersama tapi keadaan yang membuat mereka bersama. Dengan sedih Park Ha berkata kalau ia terlalu kasar. Sena menyuruhnya memikirkannya dan tidak kecewa.


Lee Gak sedang berjalan-jalan dan melihat Sena dari jendela kaca. Ia melihat kalau Sena sangat mirip dengan istrinya. Ia langsung memanggilnya dan mengejarnya dari luar ketika Sena pergi. Ia kemudian berlari masuk dan menabrak kaca. Ia pingsan dan para pengawalnya segera berlari kearahnya.
Park Ha merasa marah. Ketika ia beranjak pergi, ia melihat 3 pria yang lain berlari. Park Ha bertanya-tanya apa lagi yang terjadi.


Lee Gak terbangun di rumah sakit dan memanggil istrinya. Ia berjalan berkeliling dan para pengawalnya mengikutinya.


Diluar, ketiga pengawalnya berlutut sedangkan Lee Gak duduk di kursi. Lee Gak yakin kalau Sena adalah istrinya walaupun ia memakai baju orang jaman sekarang. Park Ha datang dan berkata ia tidak peduli siapa yang mirip istrinya dan menyuruhnya mencarinya lain waktu karena sekarang mereka ada urusan. Ia memencet hidung Lee Gak. Yang lain mencoba menghentikannya, tapi mundur kembali ketika Park Ha memelototi mereka. Lee Gak merasa tidak tahan dan mengancamnya, tapi Park Ha memencet hidungnya lebih keras lagi.


Park Ha juga memarahinya karena ia tidak memberitahu nomor IDnya, ia harus membayar biaya rumah sakit, ia akan memasukkannya dalam tagihan mereka. Ia menyuruh Lee Gak untuk mengikutinya, tapi menyuruh ketiga pria yang lain menunggu dan tidak boleh bergerak se inci pun. Lee Gak langsung ketakutan dan memegang hidungnya lagi.


Ia membawa Lee Gak ke ruang tunggu ruang rontgent. Ia menyuruhnya menunggu sampai seorang perawat memanggilnya “whangtaeshi” ( gabungan antara putra mahkota dan ajusshi) dan menyuruhnya masuk ke dalam ruangan untuk meng x ray hidungnya. Setelah selesai, ia harus diam disini. Lee Gak bergumam kalau ia melihat istrinya dan berdiri, tapi Park Ha membuatnya duduk lagi.
Nenek sedang berada di kursi rodanya dan di dorong ke suatu tempat. Tak sengaja ia melihat Lee Gak yang sedang menunggu dan menyuruh perawat untuk membawanya kesana. Tapi Lee Gak sudah tidak disana lagi. Ia pun berusaha masuk ke ruang x ray. Perawat berusaha menenangkannya. Nenek pun menangis karena teringat Tae Yong.


Nenek sedang duduk bersama Tae Mu, ayah Tae Mu, adik iparnya serta Sena. Iparnya bertanya apakah ia benar-benar melihat Tae Yong. Nenek merasa tidak yakin karena orang itu menatapnya tapi tidak mengenalinya. Mungkin ia hanya membayangkannya saja. Ayah Tae Mu mempergunakan kesempatan ini dan berkata kalau ia akan menyuruh Tae Mu tinggal dengannya untuk merawatnya. Iparnya kemudian menyuruh Sena untuk memindahkan barang-barang Tae Yong supaya Tae Mu bisa pindah. Sena tidak menjawab, ia melirik ke arah nenek. Nenek mengangguk dan Sena berjanji melakukannya.


Lee Gak heran kenapa mereka bisa melompat 300 tahun ke masa depan. Yong Sul berpikir kalau seharusnya mereka segera kembali ke Joseon. Man Bo berpikir, kalau rumah Park Ha adalah jalan masuk juga jalan keluar mereka. Lee Gak menyimpulkan kalau mereka ada disini untuk alasan tertentu. Masalah Putri Mahkota dan keberadaan mereka disini pasti ada hubungannya. Ia mengumumkan kalau mereka akan tinggal disini karena rumah ini yang menghubungkan mereka dengan masa lalu. Park Ha berteriak dan menyuruh mereka tidur.
Lee Gak tidak bisa tertidur karena teringat istrinya sedangkan Park Ha tidak bisa tidur karena teringat kata-kata kasar Sena. Ketika ia pergi keluar, ia melihat Lee Gak juga ada disana. Park Ha beralasan kalau Chi San dan Yong Sul mendengkur terlalu keras sehingga ia tidak bisa tidur. Ia kemudian bertanya kenapa Lee Gak belum tidur? Lee Gak memberitahunya kalau hatinya sedang gelisah.


Park Ha mengeluarkan soju dan krim kocok. Jika hati sedang gelisah, ini adalah hal terbaik. Ia menuangkan soju dan menyuruh Lee Gak minum. Lee Gak meminumnya dan berkata kalau minuman itu sangat keras. Park Ha menyuruhnya membuka mulut dan  menyemprotkan krim kocok ke dalam mulutnya. Lee Gak berkata kalau krim ini manis. Park Ha melakukan hal yang sama dan Lee Gak berkomentar kalau cara makannya tidak sopan. Park Ha memberinya segelas soju lagi. Lee Gak meminumnya dan menyemprotkan banyak krim kedalam mulutnya sehingga belepotan. Park Ha tertawa. Ketika ia mencoba mengajarinya, ia juga menaruh terlalu banyak krim ke dalam mulutnya. Lee Gak juga tertawa melihatnya.


Mereka menghabiskan sebotol soju. Lee Gak mencondongkan badannya dan berkata kalau wajah Park Ha membara (pipinya memerah karena setengah mabuk). Lee Gak memegang pipinya dengan kedua tangannya dan menyuruhnya diam. Park Ha merasa malu. Lee Gak berkata kalau pipinya hangat karena kedua tangannya kedinginan. Park Ha langsung melepaskan tangannya, berapa umurnya, kenapa ia melakukan hal seperti ini.
Lee Gak berkata kalau ia lebih tua 300 tahun darinya. Park Ha berjanji untuk tidak mengatakan pada siapapun dan bertanya apakah ia benar-benar dari Joseon. Lee Gak mengangguk. Park Ha, “Daebak!”


Paginya, Park Ha mengajari mereka menggosok gigi. Mereka semua menelan air bilasan setelah menggosok gigi. Park Ha mengajari mereka bagaimana menggunakan toilet duduk dan menyiram. Man Bo teringat kalau ia pernah memasukkan air itu ke dalam mulutnya dan ia pun muntah.


Ia juga mengajari mereka menggunakan microwave dan kompor gas. Mereka semua bertepuk tangan dan menghangatkan tangan mereka.


Park Ha mengajari mereka menyeberang jalan. Berhenti ketika lampu merah dan berjalan ketika lampu hijau. Ketika Park Ha berteriak merah, Lee Gak langsung merentangkan dan melarang mereka berjalan karena ia juga berwarna merah. Ketika lampu hijau, Man Bo memimpin mereka menyeberang jalan karena ia berwarna hijau.
Park Ha juga mengajari mereka naik bis. Mereka memberi Lee Gak tempat duduk dahulu. Ketika Park Ha memandang ke bawah, ternyata mereka semua tidak memakai sepatu. Park Ha langsung menghentikan bis. Dipinggir jalan  terlihat empat pasang sepatu berjejer dengan rapi.
Park Ha mengajari mereka bagaimana berbelanja dengan menggunakan uang. Ia menyuruh mereka memperhatikan karena nilai uang berbeda-beda. (bengawanseoul.com)Ketika mereka melihat gambar Raja Sejong pada uang 10.000 won, mereka langsung berlutut dan menghormat termasuk Lee Gak.


Ibu Sena menelpon Park Ha. Park Ha langsung menyuruh mereka diam. Ibu ingin meminjam truknya karena Sena membutuhkannya untuk memindahkan barang. Park Ha teringat kata-kata Sena, ia menjadi ragu-ragu. Tapi karena tidak orang lain yang bisa mengerjakannya, ia terpaksa setuju. Ketika ia menengok, ia melihat Lee Gak berada di atas eskalator, ketakutan dan tidak tahu harus berbuat apa. Yang lain berusaha memeganginya supaya ia tidak naik. Man Bo menyuruh Park Ha untuk menolong mereka.


Park Ha membawa mereka ke tempat nenek untuk membantunya memindahkan barang. Ia memberitahu mereka kalau ia yang membantu memindahkan barang. Park Ha kemudian memberitahu Lee Gak kalau ia harus pergi membeli kotak dan lakban. Ia menyuruh Lee Gak diam dan tidak kemana-mana. Ia membawa Man Bo, Yong Sul dan Chi San untuk membelinya dan menyuruh Lee Gak menunggu.


Pembantu rumah membukakan pintu dan mengantarlkan Lee Gak masuk. Pembantu itu menyuruhnya memindahkan barang di kamar Tae Yong. Lee Gak masuk dan melihat kamar itu. Ia kaget ketika melihat foto Tae Yong. Ia memandang dirinya di kaca kemudian melihat foto itu lagi. Wajah mereka sama.


Nenek masuk dan berkata sebelum barang-barang Tae Yong dipindahkan, ia ingin melihatnya sekali lagi. Ia kaget ketika melihat Lee Gak. Ia memeluknya dan memanggilnya Tae Yong.
Park Ha datang dan heran kemana ajussi merah pergi. Ia menyuruh yang lain segera membawa kotak itu masuk. Sena dan Tae Mu datang. Tae Mu langsung masuk ke dalam sedangkan Sena bertanya kenapa Park Ha ada disini.


Ketika Tae Mu masuk, nenek turun bersama Lee Gak. Ia mengumumkan kalau Tae Yong sudah kembali. Ketika Lee Gak menunjukkan wajahnya, Tae Mu kaget. Mereka saling memandang……


Bersambung .....